Suku Yei merupakan salah satu suku
yang berada di Kabupaten Merauke, sebagian besar masyarakatnya tersebar
di perbatasan RI-PNG, terutama pada 7 (tujuh) kampung, yakni Erambu,
Toray, Poo, Kweel, Bupul, Tanas dan Baidu. Lembaga Masyarakat Adat (LMA)
suku Yei sudah terbentuk 15 tahun yang lalu dan baru 5 kali mengadakan
pertemuan adat. Jumlah masyarakat suku Yei sekitar 2000 jiwa.
Pada tanggal 30-31 Agustus 2016 diadakan pertemuan LMA suku Yei di
Lapangan Kampung Toray, Distrik Sota, Kabupaten Merauke, yang dihadiri
sekitar 500 orang perwakilan dari masyarakat suku Yei, termasuk Kepala
Distrik Elikobel Bapak Fransiskus Kabujai yang merupakan putra asli suku
Yei. Tamu undangan yang hadir antara lain Dansatgas Pamtas Yonif
407/Padmakusuma beserta staf, Kepala Distrik Sota Mike Ch Naikualik
S.Ptn, Msi, serta perwakilan Koramil dan Polsek Sota.
Pada kesempatan tersebut diperkenalkan adat istiadat dan budaya suku Yei
berupa tari-tarian, benda-benda pusaka dan makanan tradisional. Acara
ini bertujuan untuk mengeratkan tali silaturahmi masyarakat suku Yei,
memberikan motivasi kepada generasi muda agar bersemangat dan tidak
menyerah dalam menempuh pendidikan untuk menunjang kesuksesan, serta
mendiskusikan mengenai kendala dan upaya memajukan suku Yei.
Kepala suku Yei, Godefridus Iganijay, menyampaikan bahwa suku Yei selama
ini menutup diri dan selalu dalam bayang-bayang suku lainnya. “Kita
suku Yei harus bisa menunjukkan jati diri dan bangga menjadi orang Yei,
menjunjung tinggi perdamaian dan berperan serta dalam setiap kegiatan
untuk membawa nama baik suku Yei,” ujar Kepala suku Yei.
Dansatgas Pamtas Yonif 407/PK, Letkol Inf Abi Kusnianto, yang diundang
memberikan kata sambutan mengatakan bahwa pertemuan suku Yei merupakan
momen yang bagus untuk saling mendukung dan bertukar pikiran untuk
memajukan suku Yei. Diharapkan pertemuan seperti ini dapat
berkelanjutan. “Butuh pengorbanan dan semangat untuk berkumpul dan
membangun suku Yei.
Masyarakat suku Yei harus bisa mengikuti perkembangan zaman dengan tidak
melupakan tradisi leluhur, tidak mengandalkan hasil alam untuk memenuhi
kebutuhan hidup melainkan harus bisa memanfaatkan lingkungan dan lahan
untuk bercocok tanam serta beternak. Hilangkan prinsip-prinsip negatif
sehingga masyarakat Yei yang jumlahnya tidak banyak ini bisa menjadi
contoh yang baik. Harus memiliki nilai lebih,” kata Dansatgas Yonif
407/PK dalam sambutannya.
“Satgas Pamtas Yonif 407/PK berkomitmen untuk mendukung dan membantu
masyarakat di perbatasan dan saling bahu membahu bersama masyarakat
dalam menjaga keamanan dan ketertiban demi terwujudnya kesejahteraan
masyarakat,” lanjutnya.